Abadilah Republik Indonesia
Untuk selama-lamanya,
Yang dilindungi tumpah darah
Benua kepulauan yang indah,
Antara cakrawala langit yang murni
Dengan Bumi tanah yang sakti.
Di samping teman di hadapan lawan
Negara berdiri ditakdirkan Tuhan,
Untuk keselamatan seluruh bangsa
Supaya berbahagia segenap ketika;
Berbudi setia, tenaga Merdeka
Dengan menjunjung kedaulatan Negara.
Di atas abu negara kedua
Kami membentuk negara ketiga,
Diiringkan lagu Indonesia Raya;
Di bawah kibaran bendera bangsa;
Di sanalah rakyat hidup berlindung,
Berjiwa merdeka, tempat bernaung.
Kami bersiap segenap ketika,
Dengan darah, jiwa dan raga,
Membela negara junjngan tinggi
Penuh hiasan lukisan hati.
Melur-cempaka dari daratan
Awan angkasa putih kelihatan
Buih gelombang dari lautan.
Hati yang mukmin selalu meminta
Kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Supaya Negara Republik Indonesia;
Kuat dan kokoh selama-lamanya
Melindingi rakyat, makmur selamat,
Hidup bersatu di laut- di darat.
*Syair dari Muhammad Yamin, disampaikan sebagai penutup pidatonya di hadapan siding BPUPKI tanggal 28 Mei 1945, dikutip dari Buku: Risalah Sidang BPUPKI – PPKI, Sekretariat Negara RI, Jakarta, 1998, hlm. 32.
Untuk selama-lamanya,
Yang dilindungi tumpah darah
Benua kepulauan yang indah,
Antara cakrawala langit yang murni
Dengan Bumi tanah yang sakti.
Di samping teman di hadapan lawan
Negara berdiri ditakdirkan Tuhan,
Untuk keselamatan seluruh bangsa
Supaya berbahagia segenap ketika;
Berbudi setia, tenaga Merdeka
Dengan menjunjung kedaulatan Negara.
Di atas abu negara kedua
Kami membentuk negara ketiga,
Diiringkan lagu Indonesia Raya;
Di bawah kibaran bendera bangsa;
Di sanalah rakyat hidup berlindung,
Berjiwa merdeka, tempat bernaung.
Kami bersiap segenap ketika,
Dengan darah, jiwa dan raga,
Membela negara junjngan tinggi
Penuh hiasan lukisan hati.
Melur-cempaka dari daratan
Awan angkasa putih kelihatan
Buih gelombang dari lautan.
Hati yang mukmin selalu meminta
Kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Supaya Negara Republik Indonesia;
Kuat dan kokoh selama-lamanya
Melindingi rakyat, makmur selamat,
Hidup bersatu di laut- di darat.
*Syair dari Muhammad Yamin, disampaikan sebagai penutup pidatonya di hadapan siding BPUPKI tanggal 28 Mei 1945, dikutip dari Buku: Risalah Sidang BPUPKI – PPKI, Sekretariat Negara RI, Jakarta, 1998, hlm. 32.