Satrio W.S.
Jogja, 9 September 2013

Saya ingin bernostalgia kembali tentang suasana sekitar pukul 10 malam tanggal 14Agustus 2004. Di pelataran masjid Bumi Perkemahan Cibubur kita duduk berdiskusi. Saat itu Kang Idcham, Kang Zay, Kang Iwak sedang mendampingi regu Garuda Melati generasi ke V di acara Jambore Ranting Mustika Jaya, kang Suryana mendampingi SDN Padurenan II di event yang sama. Jamal telah hadir di Buper bada maghrib sepulang sekolah, sementara saya menyusul bada maghrib dari rumah. Saat itu saya baru pulang dari Giat Penegak di Kwarcab Kota Bekasi.

Diskusi yang hangat ditengah hembusan angin malam yang dingin. Hangat karena topik yang kita bahas adalah tentang pembentukan ambalan. Saya lupa siapa yang memulai, tapi semua angkat bicara menambahkan ide-idenya. Kita sepakat bahwa kita akan membentuk Ambalan yang berpangkalan di gugus depan Almamter SMP kita. Kita beridealisme bahwa ambalan ini bukan hanya latah terhadap pangkalan-pangkalan SMP lain, tapi kita menginginkan ambalan yang mampu menjadi wadah silaturahmi dan pengembangan diri bagi setiap anggotanya.

Akhirnya terbentuklah Ambalan ini. Ambalan Rakaiphikatan-Pramodawadhani. Saat itu Pradana putra pertama adalah kang Iwak dan pradana Putri adalah kak Desi Yanah (Melati generasi III). Sedangkan saya sebagai wakil Pradana Putra.

Banyak suka duka kita lewati bersama. Maklum sebuah organisasi yang masih baru terbentuk tentu masih labih terhadap hambatan internal maupun eksternal. Februari 2005 adalah event pertama ambalan. Kita mengikuti lomba Hiking Rally Baden Powell yang diselenggarakan oleh DKC Kwarcab Kota Bekasi. Benar-benar terharu mengenang masa-masa itu. Semua biaya lomba mulai dari pendaftaran hingga transportasi kita kumpulkan secara swadana. Mungkin kalau saat ini kita kumpul, dan saya bercerita bagaimana kita makan bakso ramai-ramai dengan mengenakan seragam PDL, mungkin kang Suryana, Kang Iwak dan Kang Jamal akan tertawa. Hehehe. Ya ketika masuk ke warung, tiba-tiba semua pembeli menyudahi makannya dan meningglkan warung. Entah segan atau takut melihat 21 orang mengenakan seragam yang sama mendatangi warung bakso.

Prestasi pertama pun di raih. Sangga putra Sebagai Harapan II dan sangga putri sebagai juara III. Bukanlah hal yang buruk untuk sebuah ambalan mandiri yang berumur 5 bulan. Terakhir setelah saya lanjutkan studi Pendidikan Dokter di Jogja tahun 2007 beragam prestasi telah diraih oleh ambalan ini. Mulai dari juara umum maupun keikutsertaan di event-event tingkat nasional. 

Selain itu, kepercayaan akan anggota-anggota yang terbina di ambalan ini cukup bagus. Kabar yang saya terima beberapa generasi saya dan setelah saya telah dipercaya untuk ada di posisi ketua DKR Mustika Jaya dan pengurus DKC. Selain itu tidak hanya di dunia kepenegakkan saja, beberapa telah dipercaya sebagai instruktur muda di beberapa gugus depan SD dan SMP di sekitar pangkalan kami.

Seperti diskusi kami di pelataran masjid dulu, mungkin ambalan ini sudah mampu mengawali pembinaan anggotanya menjadi anggota dengan life skill yang lebih. Biarlah para pimpinan di ambalan yang meng-create aktivitas-aktivitas yang menarik. Sehingga cita-cita kita semua bahwa ambalan Rakaiphikatan-Pramodhawardhani sebagai penghasil generasi muda yang bermanfaat dapat terwujud.

Dirgahayu RADAR!

Salam hangat dari Kota Pelajar

dr. Satrio Waskito Subagyo
Purna Wakil Pradana & Pemangku Adat

Satrio W.S.
Siang itu, entah tanggal berapa saya lupa, tapi beberapa bulan yang lalu. saya duduk-duduk di sofa depan ruang dekan. Saya baru ada urusan administrasi di kampus, mengurus legalisir ijazah untuk keperluan Surat Izin Praktek. Dari kejauhan dr. Zainuri datang . Ia lewat di depan sofa yang saya duduki. Akhirnya kami terlibat dalam obrolan yang cukup lama. Pikiran saya kadang menerawang tentang suasana saya bimbingan karya tulis dengan beliau. Hahaha... Masa2 ketika saya merasa sangat beruntung telah memperdalam anatomi di Departemen yang beliau pimpin.

Obrolan ngalor ngidul, sampai akhirnya beliau bertanya pelan, " habis ini apa sat rencana mu?". Saya sudah tahu arah pertanyaan ini. Saya jawab sesuai apa yang menjadi impian saya, "sekolah bedah saraf dok". Beliau berkomentar, " wah bagus itu...". Kemudian beliau lanjutkan pembicaraannya tentang nasihat-nasihat. Dia ceritakan dengan realistis. Keadaan sebenarnya yang tidak pernah saya ketahui. Walaupun saran beliau berbeda dengan impian saya, saya sangat berterimakasih. Karena itu adalah kepedulian beliau terhadap saya. Usianya jauh di atas saya, tentu beliau punya pandangan yang lebih matang.

Saya tak ingin goyah. Saya ingin hanya ada dua alasan yang menyebabkan saya gagal menuju ke sana. Karena saya tidak layak berdasarkan Guru Besar sana atau karena usia saya yang tidak cukup untuk sampai pada tahap pendaftaran.

Semoga Allah meridhai saya....!
Satrio W.S.

Lelah dan letih. Itu yang kadang saya rasakan. Menyerah itu yang tidak boleh sedikit pun terlintas di kepala. Saya hanya meyakini bahwa lelah dan letih ini hanya seketika saja. Berlalu tanpa menyisa.

Saya sendiri tidak pernah tahu seberapa panjang perjalanan ini akan berujung. Dengan ending yang bahagia atau duka. Saya hanya bisa memastikan bahwa ini adalah rute yang benar. I'm on the right track.

Biarlah sekitar mentertawakan, lingkungan yang mencibir. Adalah suatu keniscayaan bahwa suatu yang besar butuh daya tahan yang kuat. Suatu yang besar butuh perjuangan yang hebat.

Sukses besar adalah akumulasi dari sukses yang kecil. Kecil-kecil kemudian membesar. Pun dengan saya. Tak boleh mudah untuk jatuh. Tak boleh untuk berhenti. I'm on the right track.......!

Silahkan Isi


ShoutMix chat widget