Tulisan berikut adalaha tulisan yang sudah sangat lama ingin kutulis....
Mengenang kembali hari pertama Pesona Ta'aruf Mahasiswa Baru UII 2007 (awal September 2007), menjadi suatu hal yang tragis bagiku atau mungkin bagi bangsa ini. Dari tema acara yang mengangkat isu sikap kritis mahasiswa pada masalah bangsa, hanya sedikit cerminan penanaman sikap nasionalisme . Memang ada tapi bentuknya adalah menyanyikan lagu nasional/lagu kebangsaan yang dikemas dalam bentuk sebuah paksaan sambil berlari atau dibawah betakn. Saya rasa ini bukan langkah yang tepat karena meski mahasiswa baru kami bukanlah hidup di jaman orde baru yang kata orang penuh otoriter.
Pendidikan nasionalisme dalam PESTA 2007 saya rasa perlu di tinjau ulang. Dari fakta di lapangan, pengetahuan Maba-miba yang baru tentang isu kebangsaan sangat rendah (kalau tidak mau dibilang dangakal). Ketika ditanya isi sila ke-3 Pancasila saja mereka tidak tahu.
Memang dari jalannya acara 'mungkin' bisa timbul sikap kritis. Tapi kritis yang seperti apa?? bagi saya sikap kritis itu harus dilandasi rasa nasionalisme. Sudah banyak kritikus-kritikus di negara ini yang hanya bisa berbicara tanpa tanggung jawab dan bukan untuk kepentingan bangsa, melainkan untuk kelompoknya/golongannya. Dan dari mereka hanya menambah keterpurukan bangsa ini.
Entah terpikirkan atau tidak oleh panitia, tapi itulah kenyataan yang saya lihat. Semoga acara PESTA tahun depan dapat lebih baik lagi
Mengenang kembali hari pertama Pesona Ta'aruf Mahasiswa Baru UII 2007 (awal September 2007), menjadi suatu hal yang tragis bagiku atau mungkin bagi bangsa ini. Dari tema acara yang mengangkat isu sikap kritis mahasiswa pada masalah bangsa, hanya sedikit cerminan penanaman sikap nasionalisme . Memang ada tapi bentuknya adalah menyanyikan lagu nasional/lagu kebangsaan yang dikemas dalam bentuk sebuah paksaan sambil berlari atau dibawah betakn. Saya rasa ini bukan langkah yang tepat karena meski mahasiswa baru kami bukanlah hidup di jaman orde baru yang kata orang penuh otoriter.
Pendidikan nasionalisme dalam PESTA 2007 saya rasa perlu di tinjau ulang. Dari fakta di lapangan, pengetahuan Maba-miba yang baru tentang isu kebangsaan sangat rendah (kalau tidak mau dibilang dangakal). Ketika ditanya isi sila ke-3 Pancasila saja mereka tidak tahu.
Memang dari jalannya acara 'mungkin' bisa timbul sikap kritis. Tapi kritis yang seperti apa?? bagi saya sikap kritis itu harus dilandasi rasa nasionalisme. Sudah banyak kritikus-kritikus di negara ini yang hanya bisa berbicara tanpa tanggung jawab dan bukan untuk kepentingan bangsa, melainkan untuk kelompoknya/golongannya. Dan dari mereka hanya menambah keterpurukan bangsa ini.
Entah terpikirkan atau tidak oleh panitia, tapi itulah kenyataan yang saya lihat. Semoga acara PESTA tahun depan dapat lebih baik lagi